Selasa, 19 Februari 2008

Kompas 19-Feb-08: Semburan Lumpur akibat Kesalahan Lapindo

Semburan Lumpur akibat Kesalahan Lapindo

Selasa, 19 Februari 2008 | 01:56 WIB

MALANG, KOMPAS - Mantan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Andang Bachtiar, Senin (18/2) di Malang, menegaskan, semburan lumpur panas di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, disebabkan kelalaian Lapindo Brantas Inc. Dengan demikian, ia menolak bencana itu disebutkan sebagai bencana alam.
Sementara Ali Azhar Akbar, penulis buku Konspirasi di Balik Lumpur Lapindo, mengatakan, titik kelalaian Lapindo adalah lumpur atau loss circulation material (LCM) yang disuntikkan ke dalam sumur untuk mengatasi persoalan terlalu berat. Akibatnya, gas memecah lapisan tanah di sampingnya dan mencari jalan hingga akhirnya muncul ke permukaan tanah. Tak lama kemudian, lumpur panas menyembur.
Keduanya menyoroti Lapindo karena tak pernah membuka data laporan pengeboran. Dalam forum-forum diskusi, Lapindo dikatakan hanya memberikan analisa tanpa pernah membuka data. Padahal, data-data itu yang seharusnya menjadi acuan dasar mengkaji apakah ada kaitan antara Sumur Banjar Panji 1 dan semburan lumpur Lapindo. Untuk itu, mereka mengatakan harus ada tim independen yang bekerja secara komprehensif untuk mengkaji data-data asli itu.
”Semburan dipicu pengeboran di Sumur Banjar Panji 1. Lapindo tak bisa mengelola underground blow out sehingga memicu semburan,” kata Andang. Sumur Banjar Panji 1 adalah sumur eksplorasi milik Lapindo Brantas Inc. Saat semburan terjadi pertama kali, 29 Mei 2006, Lapindo telah mengeksplorasinya 80 hari—padahal kontrak kerjanya 35 hari.
Dari laporan data pengeboran Sumur Banjar Panji 1 yang diperoleh Kompas, ada kronologi persoalan teknis di dalam sumur sebelum semburan, misalnya hilangnya sirkulasi lumpur pemboran, muncul kick (tekanan gas kuat) dari dasar sumur, muncul gas H2.
Persoalan itu, menurut ahli perminyakan dari Institut Teknologi Bandung, Rudi Rubiandini, cukup membuktikan ada kaitan antara Sumur Banjar Panji 1 dan semburan lumpur Lapindo. Mantan ketua tim investigasi semburan lumpur di Porong bentukan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral itu sebelumnya mengatakan, ”Data tekanan selama pengeboran yang juga dimiliki kepolisian harusnya sudah bisa dijadikan bukti bahwa semburan disebabkan aktivitas pengeboran LBI.” Juga ada sejumlah kesalahan saat pengeboran, di antaranya sumur belum diberi selubung baja pengaman (casing).
Dari Laporan Data Pengeboran Sumur Banjar Panji 1 per menit, tambahnya, terlihat ada retakan di dalam lubang sumur yang lalu menjadi jalan keluar lumpur ke permukaan. Retakan disebabkan kick yang tak bisa ditangani Lapindo dan kebetulan dinding sumur belum di-casing. (A13/INA/LAS/ody)

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda