Kompas 12-Mei-08: Suatu Bangsa Unggul karena SDM, Bukan SDA
Jakarta, Kompas - Kemajuan suatu bangsa tidak ditentukan dari seberapa kaya sumber daya alamnya, tetapi mutu sumber daya manusianya. Pengembangan mutu sumber daya manusia tidak lain melalui pendidikan.
Demikian, antara lain, disebut mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad pada wisuda sarjana Universitas Pancasila di Jakarta, Sabtu (10/5).
Atas kesadaran akan pendidikan, Malaysia, yang pada tahun 1960-an banyak mengirim guru dan pelajarnya ke Indonesia untuk belajar, mengalokasikan 25 persen anggaran belanja negara bagi sektor pendidikan. ”Mereka yang sadar peranan pendidikan dan fokus pada bidang-bidang penting bagi kemajuan bangsa lambat laun akan menjadi bangsa maju,” kata Mahathir yang ditemani istrinya, Siti Hasmah binti Haji Mohamad Ali, dan didampingi Siswono Yudo Husodo, Ketua Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila.
Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh suatu bangsa menentukan keunggulan budaya dan masa depan negara. Pengabaian pendidikan berbuah kemunduran dan kegagalan.
Menjelang berakhirnya pemerintahan Mahathir, Malaysia mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika dalam bahasa Inggris sebab kedua ilmu itu lebih efektif bila dipelajari dalam bahasa tersebut.
Beberapa negara Asia, yaitu Jepang, Korea, dan China, tumbuh menjadi kekuatan ekonomi yang diperhitungkan dunia produknya ditiru. Menurut dia, bangsa mana pun berpeluang maju berdasarkan mutu pendidikan. ”Banyak cerdik pandai Malaysia dan Indonesia sumbang kejayaan negara-negara maju,” ujarnya. (GSA)

0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda